Perilaku pimpinan harga terjadi
dalam struktur-struktur oligopoly yang kolusif, dalam hal ini ada perusahaan
yang dominan dan perusahaan yang tidak dominan. Perusahaan yang dominan
dinamakan sebagai pimpinan (leader) sedangkan
satu atau lebih perusahaan yang tidak dominan atau disebut sebagai pengikut (follower). Perilaku perusahaan yang
dominan akan menjadi contoh dan indicator untuk diikuti oleh perusahaan lain
untuk menghindari resiko. Model kepemimpinan berbeda dengan kartel, pada kartel
kedudukan anggota lebih formal dan relative terikat, sedangkan dalam model
kepemimpinan harga, perusahaan-perusahaan dalam struktur industry tersebut
relative lebih bebas.
Model
oligopoly kepemimpinan harga ini dapat dibagi beberapa jenis:
1.
Pimpinan harga dari perusahaan yang
mempunyai biaya terendah atau biaya rendah.
2.
Pimpinan harga dari perusahaan yang
dominan.
3.
Pimpinan harga yang bersifat barometric.
Model pimpinan harga dengan biaya terendah atau
biaya rendah memisalkan bahwa perusahaan yang ada dalam industry dibagi dua,
perusahaan pertama mewakili perusahaan yang memiliki biaya produksi yang
relative rendah dan perusahaan kedua mewakili perusahaan yang memiliki biaya produksi
relative tinggi. Asumsi yang digunakan adalah produk yang dihasilkan homogeny
dan tingkat harga adalah berbeda persatuan. Yang dimaksud pimpinan harga adalah
perusahaan pertama, sedangkan pengikut adalah perusahaan kedua atau perusahaan
yang tingkat biayanya relative tinggi. Perusahaan kedua dapat bersaing dengan
perusahaan pertama jika menetapkan harga yang lebih rendah, hal ini lebih baik
dari pada melakukan perang harga, dan ini tentu saja margin keuntungan yang
diperoleh perusahaan kedua lebih rendah dari perusahaan pertama.
Pada
tipe pimpinan harga oleh perusahaan yang dominan, ada sekelompok perusahaan
yang sangat menentukan tingkat harga sedangkan perusahaan lainnya berskala
kecil. Perusahaan yang dominan dianggap mengetahui kurva permintaan perusahaan
yang berskala kecil dan sewaktu-waktu perusahaan yang dominan akan mendesak
perusahaan kecil untuk keluar dari pasar. Apabila perusahaan yang dominan
menetapkan tingkat harga lebih rendah maka pangsa pasarnya akan menjadi lebih
besar.
Sedangkan
tipe kepemimpinan harga yang bersifat barometric. Perusahaan pimpinan harga
hanya sekedar barometer bagi perusahaan kecil untuk menghindari resiko. Ada
beberapa pertimbangan dari suatu perusahaan yang dapat dijadikan sebagai
barometer bagi perusahaan lainnya, yaitu:
1.
Terjadinya persaingan yang sehat dalam
suatu industry
2.
Dapat mengurangi kerja administrasi
karena perhitungan yang berulang-ulang.
3.
Perusahaan yang menjadi barometer terlah
menunjukkan prestasi yang bagus dan ramalan-ramalan yang jarang meleset.
Ada beberapa kelemahan dari model ini, yaitu jika
perusahaan yang memiliki biaya terendah adalah perusahaan kecil, dan apabila
ini terjadi maka sulit bagi perusahaan tersebut menjadi pimpinan, dan kalaupun
terjadi tidak akan bertahan lama. Hal ini disebabkan perusahaan-perusahaan
besar dengan kemampuan yang dimilikinya akan memperlihatkan kekuasaannya, baik
melalui persaingan iklan, perang harga, dan juga persaingan non harga.
Price Leadership
Oleh Perusahaan Dengan Biaya Terendah
Pada
kasus ini perusahaan yang mempunyai ongkos paling rendah menetapkan harga pasar
yang kemudian diikuti oleh para pesaingnya. Perusahaan tersebut dapat bertindak
sebagai price leadership. Untuk mempermudah analisis, perlu ditetapkan asumsi
sbb:
a.
Hanya ada 2 perusahaan dalam suatu
industry, salah satunya koperasi.
b.
Adanya pembagian pasar secara diam-diam,
dengan masing-masing memperoleh setengahnya dari pasar yang ada.
c.
Produk yang dihasilkan homogen.
d.
Salah satu mempunyai ongkos lebih rendah
dari yang lainnya.
Price Leadership
Oleh Perusahaan Dominan
Dalam
kasus ini kelangsungan hidup koperasi sulit dipertahankan kecuali apabila
pemerintah bersedia untuk menyediakan fasilitas-fasilitas khusus atau
mengenakan peraturan-peraturan khusus untuk melindungi keberadaan koperasi
secara terus-menerus.
Model
Kepemimpinan Harga
Dalam model ini perusahaan dominan
yang mengambil inisiatif dalam penentuan harga, bertujuan untuk meningkatkan
laba dengan membentuk kolusi secara implisit (implicit collusion). Dikatakan
kolusi karena perusahaan lain mengikuti langkah tersebut. Dikatakan implisit
karena kolusi tidak berdasarkan perjanjian formal. Produsen dominan memberikan
sinyal harga (price signaling) dengan menggunakan media massa. Produsen dominan
memiliki posisi penentu harga (price setter), perusahaan yang lain sebagai
penerima harga (price taker). Di Indonesia, Semen Tiga Roda (Indocement) dan
film Fuji adalah contoh price leader dalam pasar oligopolistik.
Permintaan pasar
adalah Dm yang merupakan permintaan total yang dihadapi setiap perusahaan dalam
pasar. Pada saat harga P1, perusahaan dominan tidak berproduksi. Bila harga
dibawah P2, permintaan perusahaan dominan identik dengan permintaan industri,
karena permintaan terhadap perusahaan lain sudah tidak ada (nol). Struktur
penawaran industri digambarkan kurva Sm yang merupakan penjumlahan biaya
marginal perusahaan. Sedangkan permintaan perusahaan dominan adalah Dd dengan
struktur penawaran Sd. Untuk mencapai laba maksimum perusahaan dominan
menyamakan MR dan MC, sehingga menjual seharga Pd dengan output sejumlah Qd. Karena
posisinya hanya sebagai penerima harga, perusahaan lainnya menetapkan jumlah
produksi berdasar harga yang ditetapkan perusahaan dominan (Pd). Dengan harga
jual Pd per unit, jumlah output yang menghasilkan laba maksimum adalah Qs pada
saat Pd=Sm. Jumlah output yang diproduksi industry adalah Qm=Qs+Qd.
Seandainya kolusi eksplisit diijinkan, produsen akan membentuk kerja sama formal yang disebut kartel (cartel). Pembentukan kartel menyebabkan produsen yang bergabung memiliki posisi oligopolis dominan (dominant oligopolist).
Seandainya kolusi eksplisit diijinkan, produsen akan membentuk kerja sama formal yang disebut kartel (cartel). Pembentukan kartel menyebabkan produsen yang bergabung memiliki posisi oligopolis dominan (dominant oligopolist).
Sumber:
Januardi, Fakhriza. (2011). Oligopoli.
Diperoleh dari http://fakhrizajanuardi.blogspot.com/2011/07/oligopoli.html
Zulfahmi. - . Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri. Diperoleh
dari http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4513/BAWAH.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar