Minggu, 17 November 2013

Nilai Ekspor Nasional Menurut Bulan, Tahun 2012 di Indonesia



1. Judul : Nilai Ekspor Nasional Menurut Bulan, Tahun 2012 di Indonesia

2. Deskripsi
Penulis mencoba menganalisis tentang nilai ekspor nasional di Indonesia pada tahun 2012. Tabel dibawah ini digunakan untuk menelaah nilai ekspor nasional di Indonesia menurut bulan pada tahun 2012. Setelah diketahui total nilai ekspor keseluruhan setiap bulannya, penulis mencoba membandingkan total nilai ekspor selama dua belas bulan serta apa yang menjadi penyebabnya. Jadi pada akhirnya penulis maupun pembaca dapat memahami kenaikan atau penurunan nilai ekspor nasional di Indonesia selama tahun 2012 serta mengetahui penyebab terjadinya.


Tabel Data Nilai Ekspor Nasional Tahun 2012 di Indonesia
Tabel Ekspor Menurut Bulan, Tahun 2012


Table Export by Month, Year 2012


Bulan/Month
Nilai/Value (US $)
Berat/Weight (KG)

Januari/January
15 570 069 320
46 111 050 690

Pebruari/February
15 695 443 242
46 809 344 350

Maret/March
17 251 519 437
56 650 974 567

April/April
16 173 190 978
56 984 747 251

Mei/May
16 829 545 550
50 037 143 958

Juni/June
15 441 457 938
42 563 479 244

Juli/July
16 090 595 299
42 089 792 231

Agustus/August
14 047 007 385
41 876 363 720

September/September
15 898 115 717
45 281 036 940

Oktober/October
15 324 042 715
52 612 600 648

Nopember/November
16 316 911 273
59 388 239 071

Desember/December
15 393 946 390
59 732 574 280

T O T A L
190 031 845 244
600 137 346 950


Sumber : BPS


Data Nilai Ekspor Nasional tahun 2012 di Indonesia dapat dilihat pada Tabel diatas. Kenaikan Nilai Ekspor terjadi pada tiga bulan pertama yaitu bulan Januari, Februari, dan Maret. Pada bulan April terjadi penurunan ekspor. Selama empat bulan tersebut terjadi kenaikan mulai bulan Januari sampai Maret serta penurunan pada bulan April. Kenaikan dan penurunan nilai ekspor di Indonesia dipengaruhi beberapa faktor seperti krisis di Eropa, kenaikan harga minyak bumi, dan lain sebagainya. Namun perekonomian Indonesia tercatat mengalami kenaikan walaupun negara-negara di eropa sedang krisis. Tahun 2012 total nilai ekspor sebesar USD $ 190 031 845 244. Nilai ekspor cenderung mengalami kenaikan dan penurunan yang landai, atau bisa dikatakan stabil. Dengan nilai ekspor tertinggi sebesar USD $ 17 251 519 437 pada bulan Maret serta terendah USD $ 14 047 007 385 pada bulan Agustus. Kenaikan nilai ekspor tertinggi disebabkan oleh karet dan barang dari karet, sedangkan penurunan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati. Mulai bulan Januari hingga Maret nilai ekspor cenderung naik meskipun landai kenaikannya. Pada bulan April sampai dengan akhir tahun nilai ekspor cenderung mengalami kenaikan dan penurunan. Menurut Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito, dilihat dari segi pertumbuhan ekonomi, tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan kita tetap terjaga. Pada tahun-tahun sebelumnya memang turun, tetapi bila dibandingkan dengan negara lain kita tetap baik. Badan  Pusat Statistik (BPS) merilis nilai ekspor Indonesia pada Juni 2012 mengalami penurunan 8,55% disbanding tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya ekspor nonmigas sebesar 7,72% dan ekspor migas sebesar 11,41%. “Dibanding tahun sebelumnya memang turun. Tapi secara kumulatif nilai ekspor pada Januari hingga Mei 2012 meningkat.” Kata Kepala BPS, Suryamin, di Jakarta, Senin, 2 Juli 2012.
Ekspor Indonesia pada Mei 2012 yang mencapai USD $ 16 829 545 550 memang meningkat 3,41% disbanding ekspor April 2012. Peningkatan itu terjadi pada sector non minyak dan gas (migas) sebesar 4,00% dan sector migas 1,33%.
Menurut Suryamin, peningkatan ekspor migas disebabkan oleh meningkatnya ekspor minyak mentah sebesar 1,56% dan ekspor gas naik sebesar 2,84%. Sebaliknya ekspor hasil minyak turun sebesar 7,39%.
Jika dilihat nilai ekspor berdasarkan sector, ekspor hasil industry periode Januari-Mei 2012 dan pertanian mengalami penurunan. Sedangkan ekspor hasil tambang dan lainnya sebesar 12,71%.
Sementara itu, nilai impor Indonesia mengalami peningkatan hingga 1,61% jika dibandingkan April 2012. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya impor nonmigas hingga 6,13%. “Sedangkan impor migas turun 12,44%.” Kata Suryamin.

3. Pendekatan Teoritis
Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di tingkat internasional. Strategi ekspor digunakan karena risiko lebih rendah, modal lebih kecil dan lebih mudah bila dibandingkan dengan strategi lainnya.  Strategi lainnya misalnya franchise dan akuisisi. Sepuluh komoditi ekspor utama Indonesia adalah Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), produk hasil hutan, elektronik, karet dan produk karet, sawit dan produk sawit, otomotif, alas kaki, udang, kakao dan kopi. Namun, pasar internasional semakin kompetitif sehingga sepuluh komoditas ekpor utama Indonesia terdiversifikasi.Komoditas lainnya, yaitu makanan olahan, perhiasan, ikan dan produk ikan, kerajinan dan rempah-rempah, kulit dan produk kulit, peralatan medis, minyak atsiri, peralatan kantor dan tanaman obat. Pada tahun 2011, industri menyumbang US$ 122 miliar atau sebesar 60 persen dari total nilai ekspor. Sektor nonmigas lainnya, yaitu pertanian dan pertambangan, masing-masing menyumbang 2,54 persen dan 17,02 persen dari keseluruhan ekspor. Sementara itu ekspor sektor migas hanya mencapai US$ 41 miliar atau sebesar 20,43 persen dari total ekspor. Selisih nilai ekspor dengan impor berbanding lurus dengan GDP (Y), konsumsi (C), investasi (I) dan pembelanjaan Negara (G). Apabila salah satu variabel mengalami perubahan, semua akan terkena dampaknya dan terakhir mengarah ke Gross Domestic Product suatu negara. Nilai ekspor di Indonesia dipengaruhi dua faktor yaitu dari dalam negeri atau internal dan dari luar negeri atau eksternal. Beberapa faktor internal diantaranya, adanya pemilu, lonjakan inflasi, korupsi besar besaran, harga komoditi yang naik, dsb. Sedangkan faktor eksternal diantaranya terjadi krisis bersamaan pada wilayah tertentu, adanya intervensi dari Negara asing, dsb.

4. Prospektif
Pertumbuhan pasar ekspor Indonesia sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 mengalami penurunan, dimana pencapaian ekspor diakhir tahun 2011 mencapai 203496,6 milyar (US$) dan diakhir tahun 2012 mencapai 190044,6 milyar(US$). Sempat mengalami pertumbuhan di kwartal pertama di tahun 2012 namun 3 kwartal berikutnya terus turun. Penurunan ekspor ini dikarenakan negara tujuan ekspor Indonesia mengalami penurunan bahkan krisis ekonomi yang cukup panjang seperti negara di kawasan Eropa, Amerika, dan Asia Tengah.
Impor migas Desember 2012 sebesar USD $ 11,86 miliar atau turun USD $ 1,00 miliar (7,79%) dibanding November 2012 (USD $ 12,86 miliar), sedangkan selama Januari-Desember 2012 mencapai USD $ 149,11 miliar atau naik 9,05% dibanding periode yang sama tahun 2011 (USD $ 136,73 miliar).
Nilai impor nonmigas Indonesia terbesar pada Desember 2012, adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai USD $ 2,22 miliar atau turun 4,71% (USD $ 0,11 miliar) disbanding impor golongan barang yang sama November 2012 (USD $ 2,33 miliar). Impor golongan barang tersebut selama Januari-Desember 2012 mencapai USD $ 28,42 miliar atau meningkat 14,91% (USD $ 3,69 miliar) dibanding dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Desember 2012 masih ditempati oleh Cina dengan nilai USD S 28,96 miliar dengan pangsa 19,43%, diikuti Jepang USD $ 22,69 miliar (15,22%) dan Amerika Serikat USD $ 11,47 miliar (7,69%). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai 21,28%, sementara dari Uni Eropa sebesar 9,43%.
Nilai Impor semua golongan penggunaan barang selama Januari-Desember 2012 dibanding impor periode yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan untuk golongan bahan baku/penolong sebesar 7,01% dan barang modal sebesar 15,21%. Dmeikian juga dengan impor golongan barang konsumsi yang naik 0,17%.
Pemerintah sendiri melalui kementrian perdagangan akan menggenjot ekspor ke wilayah-wilayah tersebut hingga 15%. Untuk prospek ekspor Indonesia tahun 2013 ini dengan kondisi relevan yang ada sekarang, tingkat ekspor di tahun ini akan membaik dari tahun 2012, hal ini seiring dari pengalaman sebelumnya pada pertumbuhan ekonomi negara tujuan ekspor seperti Jepang dan China yang menjadi pemasok barang impor nonmigas Indonesia terbesar akan membaik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar