1. Judul : Nilai Ekspor Nasional Menurut Bulan, Tahun 2012 di Indonesia
2. Deskripsi
Penulis mencoba menganalisis tentang
nilai ekspor nasional di Indonesia pada tahun 2012. Tabel dibawah ini digunakan
untuk menelaah nilai ekspor nasional di Indonesia menurut bulan pada tahun
2012. Setelah diketahui total nilai ekspor keseluruhan setiap bulannya, penulis
mencoba membandingkan total nilai ekspor selama dua belas bulan serta apa yang
menjadi penyebabnya. Jadi pada akhirnya penulis maupun pembaca dapat memahami
kenaikan atau penurunan nilai ekspor nasional di Indonesia selama tahun 2012
serta mengetahui penyebab terjadinya.
Tabel Data Nilai Ekspor Nasional Tahun 2012 di Indonesia
Tabel Ekspor Menurut
Bulan, Tahun 2012
|
|||
Table Export by Month,
Year 2012
|
|||
Bulan/Month
|
Nilai/Value (US $)
|
Berat/Weight (KG)
|
|
Januari/January
|
15 570 069 320
|
46 111 050 690
|
|
Pebruari/February
|
15 695 443 242
|
46 809 344 350
|
|
Maret/March
|
17 251 519 437
|
56 650 974 567
|
|
April/April
|
16 173 190 978
|
56 984 747 251
|
|
Mei/May
|
16 829 545 550
|
50 037 143 958
|
|
Juni/June
|
15 441 457 938
|
42 563 479 244
|
|
Juli/July
|
16 090 595 299
|
42 089 792 231
|
|
Agustus/August
|
14 047 007 385
|
41 876 363 720
|
|
September/September
|
15 898 115 717
|
45 281 036 940
|
|
Oktober/October
|
15 324 042 715
|
52 612 600 648
|
|
Nopember/November
|
16 316 911 273
|
59 388 239 071
|
|
Desember/December
|
15 393 946 390
|
59 732 574 280
|
|
T O T A L
|
190 031 845 244
|
600 137 346 950
|
Sumber : BPS
Data Nilai Ekspor Nasional tahun 2012
di Indonesia dapat dilihat pada Tabel diatas. Kenaikan Nilai Ekspor terjadi
pada tiga bulan pertama yaitu bulan Januari, Februari, dan Maret. Pada bulan
April terjadi penurunan ekspor. Selama empat bulan tersebut terjadi kenaikan
mulai bulan Januari sampai Maret serta penurunan pada bulan April. Kenaikan dan
penurunan nilai ekspor di Indonesia dipengaruhi beberapa faktor seperti krisis
di Eropa, kenaikan harga minyak bumi, dan lain sebagainya. Namun perekonomian
Indonesia tercatat mengalami kenaikan walaupun negara-negara di eropa sedang
krisis. Tahun 2012 total nilai ekspor sebesar USD $ 190 031 845 244. Nilai ekspor
cenderung mengalami kenaikan dan penurunan yang landai, atau bisa dikatakan
stabil. Dengan nilai ekspor tertinggi sebesar USD $ 17 251 519 437 pada bulan Maret serta terendah USD $ 14 047
007 385 pada bulan Agustus. Kenaikan nilai ekspor tertinggi disebabkan oleh
karet dan barang dari karet, sedangkan penurunan terbesar terjadi pada lemak
dan minyak hewan/nabati. Mulai
bulan Januari hingga Maret nilai ekspor cenderung naik meskipun landai
kenaikannya. Pada bulan April
sampai dengan akhir tahun nilai ekspor cenderung mengalami kenaikan dan
penurunan. Menurut Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito
Warsito, dilihat dari segi pertumbuhan ekonomi, tahun-tahun sebelumnya,
pertumbuhan kita tetap terjaga. Pada tahun-tahun sebelumnya memang turun,
tetapi bila dibandingkan dengan negara lain kita tetap baik. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai ekspor
Indonesia pada Juni 2012 mengalami penurunan 8,55% disbanding tahun sebelumnya.
Penurunan ini disebabkan oleh turunnya ekspor nonmigas sebesar 7,72% dan ekspor
migas sebesar 11,41%. “Dibanding tahun sebelumnya memang turun. Tapi secara
kumulatif nilai ekspor pada Januari hingga Mei 2012 meningkat.” Kata Kepala
BPS, Suryamin, di Jakarta, Senin, 2 Juli 2012.
Ekspor Indonesia pada Mei 2012 yang
mencapai USD $ 16 829 545 550 memang meningkat 3,41% disbanding ekspor April
2012. Peningkatan itu terjadi pada sector non minyak dan gas (migas) sebesar
4,00% dan sector migas 1,33%.
Menurut Suryamin, peningkatan ekspor
migas disebabkan oleh meningkatnya ekspor minyak mentah sebesar 1,56% dan
ekspor gas naik sebesar 2,84%. Sebaliknya ekspor hasil minyak turun sebesar
7,39%.
Jika dilihat nilai ekspor berdasarkan
sector, ekspor hasil industry periode Januari-Mei 2012 dan pertanian mengalami
penurunan. Sedangkan ekspor hasil tambang dan lainnya sebesar 12,71%.
Sementara itu, nilai impor Indonesia
mengalami peningkatan hingga 1,61% jika dibandingkan April 2012. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya impor nonmigas hingga 6,13%. “Sedangkan impor
migas turun 12,44%.” Kata Suryamin.
3.
Pendekatan Teoritis
Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain.
Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis kecil
sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di tingkat internasional.
Strategi ekspor digunakan karena risiko lebih rendah, modal lebih kecil
dan lebih mudah bila dibandingkan dengan strategi lainnya. Strategi lainnya misalnya franchise dan akuisisi. Sepuluh komoditi
ekspor utama Indonesia adalah Tekstil dan Produk Tekstil
(TPT), produk hasil hutan, elektronik, karet dan produk karet, sawit dan produk sawit, otomotif, alas kaki, udang, kakao dan kopi. Namun, pasar internasional semakin
kompetitif sehingga sepuluh komoditas ekpor utama Indonesia terdiversifikasi.Komoditas lainnya, yaitu makanan olahan, perhiasan, ikan dan produk ikan, kerajinan dan rempah-rempah, kulit dan produk kulit,
peralatan medis, minyak atsiri, peralatan kantor
dan tanaman obat. Pada tahun 2011,
industri menyumbang US$ 122 miliar atau sebesar 60 persen dari total nilai
ekspor. Sektor nonmigas lainnya, yaitu pertanian dan pertambangan,
masing-masing menyumbang 2,54 persen dan 17,02 persen dari keseluruhan ekspor.
Sementara itu ekspor sektor migas hanya mencapai US$ 41 miliar atau sebesar
20,43 persen dari total ekspor. Selisih nilai ekspor dengan impor berbanding
lurus dengan GDP (Y), konsumsi (C), investasi (I) dan pembelanjaan Negara (G).
Apabila salah satu variabel mengalami perubahan, semua akan terkena dampaknya
dan terakhir mengarah ke Gross Domestic Product suatu negara. Nilai ekspor di
Indonesia dipengaruhi dua faktor yaitu dari dalam negeri atau internal dan dari
luar negeri atau eksternal. Beberapa faktor internal diantaranya, adanya
pemilu, lonjakan inflasi, korupsi besar besaran, harga komoditi yang naik, dsb.
Sedangkan faktor eksternal diantaranya terjadi krisis bersamaan pada wilayah
tertentu, adanya intervensi dari Negara asing, dsb.
4. Prospektif
Pertumbuhan
pasar ekspor Indonesia sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 mengalami
penurunan, dimana pencapaian ekspor diakhir tahun 2011 mencapai 203496,6 milyar
(US$) dan diakhir tahun 2012 mencapai 190044,6 milyar(US$). Sempat mengalami
pertumbuhan di kwartal pertama di tahun 2012 namun 3 kwartal berikutnya terus
turun. Penurunan ekspor ini dikarenakan negara tujuan ekspor Indonesia
mengalami penurunan bahkan krisis ekonomi yang cukup panjang seperti negara di
kawasan Eropa, Amerika, dan Asia Tengah.
Impor
migas Desember 2012 sebesar USD $ 11,86 miliar atau turun USD $ 1,00 miliar
(7,79%) dibanding November 2012 (USD $ 12,86 miliar), sedangkan selama
Januari-Desember 2012 mencapai USD $ 149,11 miliar atau naik 9,05% dibanding
periode yang sama tahun 2011 (USD $ 136,73 miliar).
Nilai
impor nonmigas Indonesia terbesar pada Desember 2012, adalah golongan barang
mesin dan peralatan mekanik dengan nilai USD $ 2,22 miliar atau turun 4,71%
(USD $ 0,11 miliar) disbanding impor golongan barang yang sama November 2012
(USD $ 2,33 miliar). Impor golongan barang tersebut selama Januari-Desember
2012 mencapai USD $ 28,42 miliar atau meningkat 14,91% (USD $ 3,69 miliar)
dibanding dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Negara
pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Desember 2012 masih
ditempati oleh Cina dengan nilai USD S 28,96 miliar dengan pangsa 19,43%,
diikuti Jepang USD $ 22,69 miliar (15,22%) dan Amerika Serikat USD $ 11,47
miliar (7,69%). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai 21,28%, sementara dari Uni
Eropa sebesar 9,43%.
Nilai
Impor semua golongan penggunaan barang selama Januari-Desember 2012 dibanding
impor periode yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan untuk golongan
bahan baku/penolong sebesar 7,01% dan barang modal sebesar 15,21%. Dmeikian
juga dengan impor golongan barang konsumsi yang naik 0,17%.
Pemerintah
sendiri melalui kementrian perdagangan akan menggenjot ekspor ke wilayah-wilayah
tersebut hingga 15%. Untuk prospek ekspor Indonesia tahun 2013 ini dengan
kondisi relevan yang ada sekarang, tingkat ekspor di tahun ini akan membaik
dari tahun 2012, hal ini seiring dari pengalaman sebelumnya pada pertumbuhan
ekonomi negara tujuan ekspor seperti Jepang dan China yang menjadi pemasok
barang impor nonmigas Indonesia terbesar akan membaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar