Rabu, 23 April 2014

Review Article Country is Not Company (Negara Bukanlah Sebuah Perusahaan)



A.    LATAR BELAKANG
Lingkungan bisnis merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam proses bisnis suatu perusahaan. Perubahan lingkungan dapat memberikan implikasi yang signifikan dalam bentuk  peluang maupun tantangan yang dihadapi oleh perusahaan. Adapun faktor lingkungan eksternal yang harus diperhatikan oleh perusahaan antara lain pertumbuhan ekonomi, perekonomian regional, kebijakan moneter dan fiskal dari pemerintah, kebijakan industri dan regulasi,demografi, sosial, budaya, politik internasional, politik domestik, lingkungan pemerintahan,teknologi dan lingkungan alam. Globalisasi dan modernisasi telah mempercepat dinamika perubahan dalam setiap faktor lingkungan eksternal tersebut. Seorang manajer perusahaan hendaknya tanggap dalam menghadapi perubahan lingkungan eksternal dengan mempersiapkan strategi yang harus dilakukan perusahaan di masa depan.Pertumbuhan ekonomi di Indonesia memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat.Dimana pertumbuhan tersebut telah mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Hal tersebut juga di dukung oleh tingkat pendapatan dan pendidikan masyarakat yang semakin meningkat di Indonesia. Dalam kenyataannya pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan oleh Indonesia banyak ditopang oleh sektor konsumsi masyarakat. Hal tersebut artinya konsumsiyang dilakukan oleh masyarakat di Indonesia merupakan faktor utama penggerak roda perekonomian.
Lalu bagaimana dampaknya bagi negara dalam bisnis internasional? Kemajuan teknologi dan globalisasi juga mempengaruhi setiap pengusaha untuk terus bersaing agar lebih unggul antara yang satu dengan yang lainnya. Apa hubungan antara negara dengan bisnis? Apakah negara dapat dijadikan suatu “perusahaan” bagi para pengusaha? Disini penulis akan mengkaji dari kutipan-kutipan artikel yang diperoleh mengenai apa itu negara, bisnis, dan perusahaan.



B.  ISI ARTIKEL (Negara Bukanlah Sebuah Perusahaan)
Mahasiswa yang berencana untuk masuk ke dunia bisnis sering berasal dari jurusan ekonomi , akan tetapi sedikit yang yakin bahwa mereka akan berakhir dengan menerapkan apa yang mereka dengar di ruang kuliah. Mereka harus memahami kebenaran mendasar bahwa : Apa yang mereka pelajari dalam bidang ekonomi tidak akan sepenuhnya membantu mereka menjalankan bisnis. Kebalikannya juga benar: Apa yang orang belajar dari menjalankan bisnis tidak akan membantu mereka merumuskan kebijakan ekonomi. Sebuah negara bukan perusahaan besar. Kebiasaan pemikiran tersebut yang membuat seorang pemimpin bisnis yang besar pada umumnya bukanlah orang-orang yang membuat seorang analis ekonomi yang besar pula. Seorang eksekutif yang mampu menghasilkan 1 juta dollar belum tentu bisa menjadi seorang yang mengontrol ekonomi sebesar 6 triliun dollar. Kenapa hal itu perlu diperhatikan? Baik pengusaha maupun ekonom biasanya adalah penyair yang sangat baik , lalu kenapa ? Banyak orang ( tidak sedikit eksekutif bisnis yang sukses sendiri ) percaya bahwa seseorang yang telah membuat kekayaan pribadi akan tahu bagaimana membuat seluruh bangsa lebih sejahtera. Bahkan, saran nya sering membuat malapetaka juga.

Ekspor dan pekerjaan
Para eksekutif Bisnis seringkali salah paham dalam dua hal tentang perdagangan internasional dan penciptaan lapangan kerja dalam negeri. Pertama , karena sebagian besar pengusaha AS mendukung perdagangan bebas , mereka pada umumnya sepakat bahwa perdagangan dunia diperluas baik untuk dunia kerja.
Secara khusus, mereka percaya bahwa perjanjian perdagangan bebas  sebagai Perjanjian Umum baru yang menyimpulkan tentang Tarif dan Perdagangan yang baik terutama karena mereka mengira akan lebih banyak pekerjaan di seluruh dunia. Kedua, pengusaha cenderung percaya bahwa negara-negara bersaing untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Semakin banyak ekspor dari Amerika, pemikiran yang berkembang adalah, semakin banyak orang yang kita akan pekerjakan, namun semakin banyak mengimpor, pekerjaan akan lebih sedikit ketersediaannya. Berdasarkan pandangan tersebut, Amerika Serikat tidak hanya harus memiliki perdagangan bebas tapi juga akan cukup kompetitif untuk mendapatkan sebagian besar dari pekerjaan yang perdagangan bebas ciptakan.

Investasi dan keseimbangan perdagangan
Contoh kedua adalah, hubungan antara investasi asing dengan keseimbangan perdagangan, keduanya cukup merepotkan orng-orang bisnis. Ratusan perusahaan multinasional menyatakan sebuah negara adalah sebuah tempat memproduksi dan mulai mengucurkan jutaan dolar pertahunnya dalam negara tersebut untuk membangun pabrik baru. Apa yg terjadi pada keseimbangan perdagangan? Para eksekutif bisnis hampir tanpa pengecualian percaya bahwa sebuah negara akan mulai mendapatkan surplus perdagangan. Pada umumnya pebisnis diyakinkan oleh jawaban-jawaban para ekonom bahwa sebuah negara perlu melakukan “deficit”(merugi) dalam jumlah besar. Sangat mudah ditebak dari mana jawaban para ekonom. Mereka berpikir tentang perusahaan mereka sendiri dan bertanya-tanya apa yg akan terjadi bila kapasitas di industri mereka tiba-tiba melebar.
Jelas perusahan mereka akan melakukan sedikit impor dan lebih bnyak mengekspor. Jika kejadian yang sama dilakukan oleh bnyak industri, akan berakibat pada perubahan pada surplus perdagangan pada ekonomi secara keseluruhan. Para ekonom mengetahui bahwa kebalikannya adalah suatu kebenaran. Mengapa? Karena keseimbangan perdagangan adalah bagian dari keseimbangan “payments, dan keseluruhan keseimbangan payment dari negara manapun
Perbedaan antara total penjualan pada pihak asing dan pembelian dari pihak asing – harus selalu 0. Tentunya sebuah negara bisa melakukan kerugian atau surplus. Begitulah negara bisa membeli barang-barang  dari pihak asing daripada menjualnya atau kebalikannya. Tapi ketidakseimbangan harus tetap terjaga oleh kedudukan dalam capital account. Sebuah negara yang dapat melakukan kerugian perdagangan harusnya menjual asset lebih kepada pihak asing daripada membelinya, Sebuah negara yang melakukan surplus semestinya menjadi investor di negeri lain. Ketika U.S membeli auto mobil jepang, U.S harus menjual sesuatu, bisa jadi boing(pesawat) tapi bisa juga rockfeler center atau barang berharga. Dan itu bukan hanya sekedar opini yan dipegang oleh para ekonom, itu adalah kebenaran accounting yang tidak  dapat disangkal.
Jadi apa yang terjadi ketika suatu negara menarik banyak investasi asing ? Dengan masuknya modal , orang asing membeli aset lebih banyak di negara itu daripada yang warga negara peroleh. Tapi itu berarti,hanyalah masalah akuntansi belaka, bahwa impor negara itu harus. pada saat yang sama , melebihi ekspor. Sebuah negara yang menarik arus masuk modal yang besar tentu akan mengalami defisit perdagangan. Tapi itu hanya akuntansi. Bagaimana hal itu terjadi dalam praktek ? Ketika perusahaan membangun pabrik , mereka akan membeli beberapa peralatan yang diimpor. Masuknya investasi dapat memicu ledakan dalam negeri , yang menyebabkan permintaan impor bergelombang. 



C.   KRITIK ARTIKEL
Saya setuju dengan pernyataan-pernyataan atas kutipan dari artikel di atas, bahwa  negara bukanlah sebuah perusahaan. Pengusaha selalu memiliki insting seperti yg diungkapkan Ross Perot, 'membuka kap mobil dan mengutak-atik isinya,' dan sayangnya negara bukanlah seonggok mobil mogok -- kalaupun ia terkena hantaman krisis, dan dari buku ini kita belajar bagaimana perbedaan seorang ekonom dan pengusaha menghadapi persoalan perekonomian nasional. Perekonomian nasional bukan ekonomi perusahaan, walau dg jumlah karyawan yang mencapai 200 ribu orang sekalipun.
Krugman mengutarakan di awal bukunya, para mahasiswa yang ingin terjun dalam dunia bisnis biasanya memilih jurusan ekonomi, tapi hanya sedikit yang meyakini bahwa ilmu ekonomi yang mereka simak dalam ruang-ruang kuliah itu pada akhirnya akan terpakai. Mereka memahami suatu kebenaran mendasar: apa yang mereka pelajari dalam ilmu ekonomi tidak akan banyak membantu mereka dalam menjalankan bisnis. Dengan demikian, Krugman pun menyatakan: pelajaran yang didapatkan dari mengelola bisnis tidak akan berfaedah untuk merumuskan kebijakan ekonomi. Karena seorang pengusaha itu hanya memimpin satu atau beberapa bagian bidang saja dalam perusahaan. Sedangkan para ekonom itu memimpin begitu banyak bidang dan bagian-bagian lain yang akan saling berpengaruh satu sama lain. Pengusaha hanya memimpin perusahaan-perusahaan tertentu saja, namun perumus kebijakan ekonomi itu memimpin begitu banyak hal yang terkait ekonomi sebuah negara, ekspor-impor, inflasi, pengangguran, lapangan kerja, suku bunga, dll . Inilah yang menyebabkan perbedaan pemikiran antara seorang pengusaha dengan ekonom.
Hampir seluruh perusahaan dan pengusaha sependapat bahwa peningkatan jumlah barang espor akan memperluas lapangan pekerjaan. Jadi, jika permintaan akan barang-barang ekspor naik, maka akan dibutuhkan banyak tenaga kerja untuk memenuhi target permintaan barang ekspor tersebut. Artinya, lapangan kerja akan tercipta sebagai akibat dari peningkatan barang ekspor. Itu memang tak salah, namun tak sepenuhnya pula benar. Itu pikiran dan sudut pandang pengusaha. Ekspor yang besar itu akan berdampak pada tingginya uang beredar di dalam negara. Dengan tingginya uang yang beredar, maka kenaikan nilai mata uang (inflasi) tidak dapat terelakkan. Di sinilah inflasi menyebabkan harga-harga barang secara umum mengalami kenaikan. Kenaikan harga barang, menyebabkan banyak perusahaan memangkas para pekerjanya. Jadi, untuk sebuah perusahaan, meningkatnya jumlah ekspor itu tentu akan memperluas lapangan pekerjaan. Namun, bagi sebuah negara, meningkatnya jumlah ekspor akan menyebabkan inflasi yang pada akhirnya berakibat pada pemutusan tenaga kerja di bidang lainnya. Hal ini karena presentase angka pengangguran diperlukan oleh Bank Sentral untuk menjaga inflasi agar tetap terkendali, dan ini tidak terlintas bagi para pengusaha.
Untuk melakukan ekspansi perusahaan, para pengusaha berlomba-lomba mencari investor agar berinvestasi di perusahaannya. Dengan adanya perluasan perusahaan atas investasi yang ditanamkan oleh pihak asing, para pengusaha yakin kalau negara itu akan mengalami surplus perdagangan, yaitu ekspor negara lebih besar daripada impor. Mereka yakin, penanaman modal tersebut membuat perusahaan mereka lebih banyak mengekspor barang yang pada akhirnya memberikan surplus perdagangan kepada negara. Namun, layaknya pemikiran ekspor-lapangan pekerjaan, pemikiran pengusaha itu salah besar jika ditujukan kepada negara. Adanya investasi asing yang masuk ke dalam suatu negara, menuntut dibelanjakannya uang tersebut untuk peralatan impor di suatu perusahaan/pabrik. Dan lagi, uang beredar akibat adanya investasi yang besar membuat suatu negara mengalami inflasi. Kenaikan nilai mata uang ini mengakibatkan barang-barang dalam negeri menjadi naik. Akibat dari barang dalam negeri lebih mahal dibanding barang impor, menyebabkan masyarakat lebih memilih untuk mengonsumsi barang impor. Melonjaknya konsumsi barang impor akan mengakibatkan defisit neraca perdagangan –impor lebih besar daripada ekspor. Pemikiran pengusaha, jelas sangat bertolak belakang dengan fakta ilmu ekonomi. Pengusaha lebih menjalankan insting cepat daripada prinsip-prinsip ekonomi.
Masalah ekonomi bagi sebuah negara adalah persoalan yang teknis dan sulit, bukan sekedar bermain insting belaka. Dibuatnya suatu kebijakan A, akan berdampak pada sektor B, C, D, E,.. dan mungkin sampai Z. Krugman menyarankan bagi para pengusaha yang ingin terjun dalam kancah perpolitikan nasional suatu negara, sebaiknya sekolah lagi dan simak secara seksama mata kuliah ilmu ekonomi. Itu jika mereka ingin mendapatkan tempat. Karena negara bukan perusahaan.
Didasarkan kepada artikel Haggard, Maxfield dan Schneider yang berjudul Theories of Bussiness-State Relations dalam Bussiness and The State in Depeloving Countries, memberikan gambaran tentang beberapa pendekatan yang digunakan untuk memahami ekonomi politik terutama dalam melihat hubungan bisnis dan negara. Adapun pendekatan tersebut salah satunya yaitu pendekatan bisnis sebagai perusahaan, maksudnya adalah bahwa  karakteristik dari struktur korporasi yang berkaitan dengan ukuran, organisasi internal, kepemilikan, pola keuangan, adalah suatu upaya untuk memberikan efek pada preferensi bisnis dan membangkitkan perusahaan untuk berhadapan dengan pemerintah. Pendekatan ini juga menjelaskan mengenai pentingnya hubungan antara pemerintah dan bisnis dinegara berkembang dalam hal ukuran, keuangan, dan diversifikasi bisnis.  Karena pendakatan ini ingin melihat bahwa mengapa dan bagaimana sebuah perusahaan berkembang dan menjadi besar dengan melihat peran dari negara dalam kajian ekonomi politik.
Didasarkan kepada artikel Ibnu Hasan Hasibuan, bisnis dalam bentuk lembaga didalam bahasa Indonesia dikenal Rumah Tangga Perusahaan (RTP). RTP selalu berhubungan dengan RTK (Rumah Tangga Konsumsi). Hubungan antara Rumah Tangga Perusahaan dengan Rumah Tangga Konsumsi erat sekali dan saling membantu satu sama lainnya dalam mencapai kemajuannya. RTK menyediakan dan RTP membutuhkan factor-faktor produksi berupa alam, tenaga kerja, modal dan skill yang semuanya dapat diperoleh dari suatu negara. Kemudian RTP akan membayar harga faktor produksi ini berupa rente tanah, upah buruh, bunga modal dan laba pengusaha. Faktor-faktor produksi tadi di olah atau diproses dalam Rumah Tangga Perusahaan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa dan dijual ke Rumah Tangga Konsumsi.
Didasarkan pada artikel lainnya bahwa perusahaan dalam dunia usaha berperan sebagai perantara untuk mempertemukan sumber faktor produksi dengan konsumen sehingga kegiatan dunia usaha sangat membantu usaha-usaha yang dilakukan perusahaan dalam rangka pemenuhan kebutuhan konsumen yang meliputi semua aspek kegiatan untuk menyalurkan barang dari bahan mentah sampai menjual barang jadi. Pada dasamya kegiatan bisnis meliputi:
a. Perdagangan.
b. Penyimpanan
c. Pembelanjaan
d. Penyampaian informasi. dll
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan bisnis yaitu:
a. Inflasi
b. Pengangguran
c. Tabungan dan investasi
d. Pemerintah
e. Produktifitas.
Kelima faktor di atas sangat mempengaruhi sistem bisnis yang terdapat di suatu negara. Faktor yang paling besarpengaruhnya adalah inflasi dan pengangguran, karena timbulnya yang dinyatakan dengan. semakin mahalnya harga-harga barang dan jasa di pasar akan meyebabkan turunya jumlah pembelian secara umum sehingga kalau terjadi penurunan pembelian menyebabkan turunnya pendapatan perusahaan atau bahkan rugi bagi perusahaan yang lain sehingga produksi bisa terhambat karena sulit melakukan pembayaran upah tenaga kerja.
Didasarkan pada artikel Ria Etika bahwa dalam hal perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar negara itu biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka akan timbul “Neraca Perdagangan Antar Negara” atau “Balance of Trade”. Suatu negara dapat memiliki Surplus Neraca Perdagangan atau Devisit Neraca Perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus menunjukan keadaan dimana negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan nilai impor yang dilakukan dari negara partner dagangnya. Dengan neraca perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila keadaan yang lain konstan maka aliran kas masuk ke negara itu akan lebih besar dengan aliran kas keluarnya ke negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas masuk dan keluar antar Negara tersebut sering disebut sebagai “Neraca Pembayaran” atau “Balance of Payments”. Dalam hal ini neraca pembayaran yang mengalami surplus ini sering juga dikatakan bahwa negara ini mengalami Pertambahan Devisa Negara. Sebaliknya apabila negara itu mengalami devisit neraca perdagangannya maka berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor yang dapat dilakukannya dengan negara lain tersebut. Dengan demikian maka negara tersebut akan mengalami devisit neraca pembayarannya dan akan menghadapi Pengurangan Devisa Negara.
Didasarkan pada artikel Syawalianto juga menerangkan dari sudut pandang yang lain, siapakah pembayar pajak terbesar? Tentunya para perusahaan besar yang menyumbang pajak melalui pajak penghasilan pegawai-pegawainya maupun dari keuntungan perusahaan itu sendiri. Saya pun jadi semakin salut dan berhasrat untuk bisa membangun perusahaan. Hal ini selain membuka lapangan pekerjaan, juga dapat menghasilkan pajak yang besarnya berkali-kali-lipat dibanding jika saya hanya bekerja sebagai pegawai. Para pengusaha sukses adalah kontributor hebat bagi negara!
Bisnis membutuhkan sumber daya dan regulasi pemerintah, disini peran negara menyediakan dua hal tersebut. Bisnis juga memajukan negara, karena bisnis dikenakan pajak, dan pajak sendiri berfungsi untuk pembangunan semua sector yang secara otomatis akan memajukan negara. Tentunya para perusahaan besar yang menyumbang pajak melalui pajak penghasilan pegawai-pegawainya maupun dari keuntungan perusahaan itu sendiri merupakan pembayar pajak terbesar. Tak heran bahwa pengusaha sukses adalah kontributor hebat bagi negara.
           
            Definisi Negara, Bisnis, dan Perusahaan
Negara adalah sebuah organisasi atau badan tertinggi yang memiliki kewenangan untuk mengatur perihal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat luas serta memiliki kewajiban untuk mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Ditinjau dari sudut yang lain bahwa negara adalah sebagai organisasi kekuasaan Negara adalah alat masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan antara manusia dalam masyarakat tersebut. Pengertian ini dikemukakan oleh Logemann dan Harold J. Laski. Logemann menyatakan bahwa negara adalah organisasi kekuasaan yang bertujuan mengatur masyarakatnya dengan kekuasaannya itu. Negara sebagai organisasi kekuasaan pada hakekatnya merupakan suatu tata kerja sama untuk membuat suatu kelompok manusia berbuat atau bersikap sesuai dengan kehendak negara itu. Dengan salah satu fungsi negara mengenai kesejahteraan dan kemakmuran, Negara bisa mengeksplorasi sumber daya alam yang dimiliki untuk meningkatkan kehidupan masyarakat agar lebih makmur dan sejahtera.
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah dalam suatu negara yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.
Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintahan suatu negara secara resmi.
           
Peran Pancasila Dalam Bisnis Internasional
Menurut Prayitno (2009), Pancasila adalah sumber sumber nilai, maka nilai dasar Pancasila dapat dijadikan sebagai sumber pembentukan norma etik (norma moral) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai pancasila adalah nilai moral. Oleh karena itu, nilai pancasila juga dapat diwujudkan kedalam norma-norma moral (etik). Norma-norma etik tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bangsa Indonesia saat ini sudah berhasil merumuskan norma-norma etik sebagai pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku. Norma-norma etik tersebut bersumber pada pancasila sebagai nilai budaya bangsa. Rumusan norma etik tersebut tercantum dalam ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa, Bernegara, dan Bermasyarakat. TAP MPR tersebut merupakan penjabaran nilai-nilai pancasila sebagai pedoman dalam berpikir, bersikap, dan bertingkah laku yang merupakan cerminan dari nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan yang sudah mengakar dalam kehidupan bermasyarakat.
Sistem ekonomi Pancasila memadukan hal-hal positif yang ada pada kedua sistim ekonomi ekstrem yaitu komunis dan kapitalis, seperti yang diterangkan oleh Agoes & Ardana (2009:73). Ciri keadilan dan kebersamaan pada system ekonomi Pancasila diambil dari sistem komunis, ciri hak dan kebebasan individu diambil dari sistem kapitalis, ditambah dengan ciri ketiga yang tidak ada pada kedua sistem tersebut, yaitu kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan memberikan kebebasan rakyatnya memeluk agama sesuai dengan keyakinan masing-masing. Secara teoritis, sistem ekonomi Pancasila merupakan fondasi yang paling baik dan paling sesuai untuk membangun hakikat manusia seutuhnya.
Secara ringkas, tumbuh-kembang pemikiran Ekonomi Pancasila tidak pernah meninggalkan perjalanan sejarahnya, dan mengikuti suatu proses pemahaman akan fenomena ekonomi di Indonesia, yang pada gilirannya akan menghasilkan, memperbaiki, dan melengkapi struktur analitik dari Ekonomi Pancasila dengan cara beruntun tanpa akhir.
Satu tugas dari pemikiran Ekonomi Pancasila, adalah untuk mengetahui bagaimana dan mengapa perilaku ekonomi masyarakat Indonesia tumbuh dan berkembang. Pemahaman bahwa konklusi dari perilaku manusiawi tidak pernah selesai, menyebabkan pemikiran Ekonomi Pancasila memahami dinamika perubahan yang terjadi. Selama lingkungan ekonomi selalu berubah, implikasi langsung yang timbul adalah bahwa perilaku ekonmi harus menyesuaikan diri pada perubahan situasi dan perubahan kebutuhan yang terjadi jika ingin tetap mereflesikan kenyataan. Oleh karenanya, pemikiran Ekonomi Pancasila secara konstan dipaksa untuk melakukan modifikasi dari teori-teori ekonomi yang ada untuk mencari kebenaran ilmiah dari Ekonomi Pancasila dalam rangka memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang, dan mampu melakukan perbaikan-perbaikan terhadap struktur sosial masyarakat Indonesia.
Masih relevankah pancasila menjadi dasar kehidupan bernegara dalam bisnis internasional dan negara yang semakin modern ini? Jawabannya adalah masih relevan, berdasarkan buku Muhammad Yamin berjudul Merah Putih pancasila berisi tentang aspek-aspek dasar, tetapi terjemahan dalam kehidupan sehari-hari kita yang harus dibuat sesuai dengan kehidupan sekarang, GBHN disesuaikan dengan kehidupan bermasyarakat modern yang lebih terbuka dan komunikatif.

 

D.   CONTOH ARGUMENTASI ANGKA EKONOMI
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Anomali Di tengah kondisi dunia yang sedang krisis, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatat hasil positif. Pertumbuhan ekonomi triwulan kedua tahun ini mencapai 6,4 % dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Konsentrasi pertumbuhan tetap terpusat di Pulau Jawa dengan angka 57,5 %. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I - 2012 lebih baik dibandingkan dengan semester I - 2011 yang tumbuh sebesar 6,3 %. Ada empat faktor, yang membuat pertumbuhan ekonomi anomali. Pertama, ekonomi Indonesia digerakkan oleh utang luar negeri yang angkanya terus naik, utang Indonesia terakumulasi mencapai Rp 2.870 triliun, utang luar negeri bertambah setiap tahun. Kedua, pertumbuhan ekonomi didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat yang bersumber dari naiknya harga sandang dan pangan, serta ditopang dari pertumbuhan kredit khususnya kredit konsumsi. Faktor ketiga, pertumbuhan ekonomi didorong ekspor bahan mentah, seperti bahan tambang, migas, hasil perkebunan dan hutan, sehingga tidak banyak menciptakan nilai tambah dan lapangan pekerjaan. Terakhir, pertumbuhan ekonomi didorong oleh investasi luar negeri yang membuat sumber daya alam kian dikuasai asing. Sejumlah sektor ekonomi dalam negeri tumbuh karena didorong oleh suku bunga rendah yang tampak dari tumbuhnya kredit 26-28 % (tahunan) sekaligus didorong oleh harga bahan bakar minyak (BBM) yang rendah karena masih disubsidi. Seiring hal itu, inflasi yang terkendali di bawah 5 % cukup membantu, meski hal tersebut ada efeknya, yaitu subsidi energi terus membengkak yang sebenarnya cenderung tidak sehat.
           
            Contoh perhitungan Angka Ekonomi
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y  = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang    = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang    = 120 + 8 = 128 milyar rupiah


1 komentar:

  1. Salam pembuka!
    Nama saya Dewi Rumapea, saya dari kota SEMARANG, Indonesia. Saya ingin menggunakan media ini untuk menginformasikan semua dalam kelompok ini mencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. beberapa bulan yang lalu, aku finansial turun dan saya memutuskan untuk mencari pinjaman dari Man di Malaysia dan saya tertipu oleh orang di Malaysia. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal dan asli disebut Ibu Glory, pemberi pinjaman swasta yang meminjamkan jumlah pinjaman dari Rp500,000,000 tanpa stres pada tingkat bunga 2% yang merupakan terjangkau tingkat bunga untuk saya.

    setelah transfer kredit saya ke rekening bank saya, saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan telah mentransfer langsung ke rekening saya dengan Ibu Glory tanpa penundaan. Karena saya berjanji ibu bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan hubungi Ibu Glory melalui email:gloryloanfirm@gmail.com

    Saya menggunakan waktu ini untuk menginformasikan semua yang anda juga dapat menghubungi saya di email saya: dewiputeri9@gmail.com dan Nur Izzatul Azira Ismail, dari Malaysia yang memperkenalkan saya dan mengatakan kepada saya tentang Ibu Glory, Dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Glory, Anda dapat juga menghubungi dia melalui email:utariwirmayaty@gmail.com Sekarang, semua yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya kirim langsung ke rekening bulanan.

    saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT untuk menggunakan Ibu Glory mengubah cerita keuangan saya dan sekarang saya seorang pemilik bangga bisnis saya sendiri, semoga Allah terus memberkati Ibu Glory dan terus menggunakan nya untuk membantu kita semua dalam kesulitan keuangan

    BalasHapus