Jumat, 20 Juni 2014

Cerpen: Memo ke-19 (sudut pandang orang ke-3 serba tahu)

Ada sesuatu yang lain belakangan ini, tentang teman chatting baru
Iya mereka memulai semua percakapan melalui salah satu layanan chatting
Teman satu sekolah dulu, bukan teman, karena dulu mereka belum kenal, jadi namanya apa ya? Entah
Yang semula tidak tahu jadi tahu, yang semula canggung jadi gabisa kalo ga bercanda
Semua keluh kesah, sedih senang, habis diceritakan
Sesimple itu, mereka chatting-an

Sampai akhirnya pertama mereka bertemu
Tidak ada percakapan spesial
Tidak tahu, tidak kenal, canggung, diam..
"No problem, yang cerewet memang jempol kami" pikir May
Percakapan mereka berlanjut, di room chatting
As usual, mereka bercerita dari a-z
Seakan lupa bahwa kemarin mereka sudah bertemu, dan hening

Mereka memutuskan bertemu lagi
Dan hasilnya berbalik 180 derajat dari yang sebelumnya
Rame, asik, bercandaan, cerita gatau arah, here they are.

Setelah itu waktu terasa berjalan lambat
"Aku tau dia baik seperti ini ke semua orang, kenapa aku tidak bisa meredam ini" May belum siap untuk menyukai seseorang

Untuk saat ini alam menangkap sinyal dan menyampaikan pada May
"Kamu punya perasaan buat aku? Like a love?" Begitu pertanyaan Dimas sangat lancar muncul di layar hp, tanpa ada awalan apapun, meluncur begitu saja.
.........
May kembali menuju rumahnya setelah perjalanannya beberapa hari dari pulau seberang
Sebungkus pie susu di pangkuan, ia berharap Dimas suka
Tidak ada kabar sampai beberapa hari
Maklum Dimas sedang di luar kota
Sampai akhirnya May memberanikan diri menghubungi duluan...

Sudah sekitar 1 bulan dari percakapan harapan itu
Harapan? Iya, masih harapan
Dimas juga berkata suka dan memuji akan keberadaan May
Gadis itu senang, rasanya sangat senang, sampai ia terlanjur menyukai segala kekurangan Dimas
Sampai lupa
Lupa kalau setelahnya Dimas tidak memberi kepastian,"aku lagi gamau pacaran. Pekerjaanku banyak, nanti kamu ga aku perhatiin"
"Aku ga minta apa-apa saat ini" Aku mau nunggu kamu Mas, soalnya aku sudah yakin
Seegois itu, sekeras kepala itu , seorang gadis yang hanya tau kalau dia-sedang-suka-seseorang dan seseorang-itu-membalas
.........
"Dimas pulang" Begitu reminder HP bergetar pada hari Kamis
"Bisa mampir kerumah sebentar? Terlalu banyak kue dirumah gaada yang ngabisin" May cuma gamau Dimas ada beban untuk menyanggupi pertanyaannya, kalau Dimas tahu May sengaja membelikan sesuatu untuknya
"Gabisa Me hehe, maaf"

Dimas tidak sibuk, dia hanya seseorang yang hidup, seseorang yang hidup pasti punya kegiatannya masing-masing
Dan itu wajar

Dua hari setelah itu aku buka sendiri bungkusan pie susu tadi
Ternyata sudah kadaluarsa, maklum pie susu hanya bisa tahan 1 minggu
"Untung aja, masa tega aku kasi ke Dimas H-2 gini"
.............
Lagi-lagi Dimas ke luar kota
Dan tugas May hanyalah memastikan dia pulang dalam keadaan baik-baik saja, dan bisa chatting-an seperti biasa
Karena setiap Dimas ke luar kota akan jarang ada percakapan

May menghargai segala kegiatan Dimas
Sesekali May menanyakan kegiatan Dimas disana
Kadang dijawab sekenanya,"Mungkin dia lagi capek, atau memang bukan porsinya untuk diceritakan denganku"
Kadang hanya di-read,"Mungkin dia hanya membalas yang penting-penting saja yang ada hubungannya dengan pekerjaannya"
Begitu May mengisi hari-harinya dengan positive thinking
.........
"Kenapa ribet sekali sih, kalo sama-sama suka ya jadian, toh kamu uda bilang kalo kamu mau terima dia dan pekerjaannya"

Sampai kalimat-kalimat dari sahabat May itu terdengar

"Dia bilang gamau pacaran alasannya aja kali, bener emang jodoh di tangan Tuhan, tapi unta kalo ga diiket siapa yang jamin dia ga kabur ato dicuri orang? Meskipun kita uda pasrahin ke Tuhan? Orang pacaran kan tujuannya buat ngiket itu, eh dia gamau"

May tidak berhenti memikirkannya

"Kayaknya dia bilang suka cuma buat nyenengin kamu aja, yah nolak secara halus lah, lagian ujung-ujungnya cewek juga bakal ditinggal kerja kan sama cowoknya, alasannya klasik. Mau cari jodoh apa cari pacar...."
May langsung memotong celoteh sahabatnya,"Ah sudahlah, sedikit lagi. Aku pastikan sendiri sedikit lagi"
...........
Rasanya May merasa senang setiap hari
Falling in love everyday
Entah dapat wangsit darimana, dia sangat yakin pada Dimas
Apakah karena mereka semakin dekat setelah itu?
Enggak
Setelah Dimas selesai dengan pekerjaannya di luar kota, mereka chatting-an semakin jarang, atau bahkan tidak ada percakapan sama sekali
Tapi tetap saja pikiran positive thinking May selalu setia menemaninya, untuk bertahan.
..........
Beberapa hari berlalu
Tidak ada kejelasan
Semakin jauh
Jarak diantara mereka semakin jelas terlihat saat May sadar bahwa dia dengan Dimas ada dalam 1 kota yang sama, Dimas tidak sedang disibukkan dengan pekerjaannya, May tidak sedang disibukkan dengan kuliahnya, dan berpapasan pun mereka tidak sempat

May yang selalu menuliskan hal-hal kecilnya dengan Dimas di memo HP, berhenti di memo ke 19
May berusaha menerka, sampai terjawab oleh segala terkaannya saat ini,"He's not a smart liar, dia sudah bohong dari awal, kenapa dia tidak melanjutkan kebohongannya? Well, I love the way you lie. Dia juga tidak pintar untuk menolak, dia berlindung pada waktu untuk menolak. Sekarang kita, maksutku aku dan kamu, sudah hampir tidak mengenal, hampir terlambat, sebelum terlambat mungkin satu salam dariku untukmu hanya, terimakasih. Terimakasih sudah memberi porsi waktumu sedikit denganku."

"Selama ku lihat engkau senang.. yang lainnya, ku simpan sendiri.."
#np Bunga Tidur - Tulus.

(Ref)
.............
NB: Cerita di atas cuma cerpen, sebagian besar fiktif ya, maaf kalau ada beberapa kesamaan, nama terutama, soalnya sulit juga kasih nama tokoh buat dapet feel peran yang dimaksut. Mohon masukannya kritikannya juga, masih gabisa bikin ending cerita biar klimaks, jadinya cupu gini :( Suka nulis tapi gabisa nulis, ditunggu celotehnya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar